Sunday, February 28, 2016

Merdeka.com: Cerita perjuangan guru di desa terpencil, tempuh 1,5 jam ke sekolah

Merdeka.com
Merdeka.com RSS 2.0 
Cerita perjuangan guru di desa terpencil, tempuh 1,5 jam ke sekolah
Feb 28th 2016, 21:04, by editor@merdeka.com (Editor)

Reporter : Intan Umbari Prihatin | Senin, 29 Februari 2016 04:04

Merdeka.com - Seorang guru yang bertugas di desa terpencil di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Didi Supriyadi(38), rela menempuh perjalanan selama 1,5 jam menuju ke SDN 2 Sobang dengan menggunakan sepeda motor. Walaupun jarak tempuh dari rumah ke sekolah sepanjang 60 kilometer, namun Didi berangkat untuk mengajar tanpa kenal lelah.

"Kami setiap hari berangkat dari rumah di Kecamatan Cibadak menuju tempat kerja di SDN 2 Sobang menempuh perjalanan selama 1,5 jam," kata Didi Supriyadi di kediamannya, Minggu (28/2), demikian dilansir Antara.

Tidak hanya jarak yang ditempuh dari rumah ke sekolah sepanjang 60 kilometer, menurutnya lokasi yang berada di wilayah kawasan Hutan Konsevansi Taman Nasional Gunung Halimun dan Salak (TNGHS) pun rawan mengancam jiwa jika musim hujan.

"Karena seperti sekarang ini mengancam jiwa karena berpotensi longsor. Kami tidak mengeluh jika curah hujan tinggi dengan kondisi jalan setapak dengan melintasi hutan belukar serta perbukitan," tambahnya.

Dirinya juga bersyukur beberapa tahun terakhir pemerintah telah memberikan tunjangan sebesar gaji pokok untuk guru di pelosok desa terpencil. Tunjangan dana tersebut senilai Rp 2,5 juta per bulan, namun pencairannya dihitung per triwulan.

"Kami lebih bersemangat mengajar di pelosok desa terpencil dengan adanya tunjangan itu," katanya.

Menurutnya, selama ini, guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sangat kurang karena tidak seimbang dengan jumlah siswa dan siswi yang diajar.

"Saat ini jumlah siswa SDN 2 Sobang sebanyak 146 siwa dan yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak tiga orang dan dibantu empat guru sukarela. Sehingga perlu adanya pembahan tenaga guru sekitar lima orang yang berstatus ASN," jelasnya.

Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya pun membenarkan bahwa hingga kini Lebak mengalami kekurangan guru karena Lebak hingga kini mengalami kekurangan guru, termasuk yang bertugas di desa terpencil. Iti meminta kepada pemerintah agar menambah tenaga guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah tersebut.

"Pemerintah daerah mengevaluasi kekurangan guru agar bisa terpenuhi kebutuhan jumlah rombongan belajar. Sebab, hingga kini Kabupaten Lebak masih kekurangan tenaga guru sehingga berdampak terhadap kualitas pendidikan," katanya

Diketahui, saat ini kebutuhan tenaga guru sebanyak 11.103 orang, namun guru berstatus Aparat Sipil Negara (ASN) 7.246 orang terdiri dari 2.200 orang guru SD, 1.090 orang guru SMP dan 1.194 orang guru SMA/SMK.

"Kita kekurangan guru sekitar 4.000 dan kini terpaksa merekrut guru berstatus sukarela," ucapnya.

Baca juga:
Hadapi MEA, perguruan tinggi jadi ujung tombak
Potret kemiskinan, sekolah ini dibayar rengginang & pisang setandan
Dorong peningkatan tenaga didik, pemerintah donasikan Rp 757 juta
Jumlah tenaga honorer tak berimbang, Indonesia darurat guru SD
Digital learning di Indonesia belum seimbang dengan fasilitas

[tyo]

This entry passed through the Full-Text RSS service - if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions

No comments:

Post a Comment